SELAMAT DATANG ..... ...... ..... .....SUGENG RAWUH..... .... .... .... SELAMAT DATANG ..... ...... ..... .....SUGENG RAWUH..... .... .... .... SELAMAT DATANG ..... ...... ..... .....SUGENG RAWUH..... .... .... ....

Rabu, 28 Oktober 2015

Memenuhi Janji

Janji adalah hutang....karenanya harus dilunasi
Tahun ini adalah tahunku memenuhi janji yang sudah aku buat dengan keponakanku Fatih Aushaf Firdaus. Janji yang telah kami sepakati sejak 3 tahun yang lalu. Janji apakah itu???
Janji jika Fatih bisa menyelesaikan puasa ramadhan satu bulan penuh full satu hari sebelum naik kelas 5 SD maka dia berhak untuk dibelikan tiket untuk naik pesawat ke Jakarta. 

Setelah berjuang satu bulan penuh berpuasa ramadhan akhirnya Fatih berhasil menyelesaikan seluruh ujiannya. Di bulan ramadhan tahun ini , 2015M/1436H, Fatih yang belum genap berumur 9 ketika ramadhan (yang jatuh pada bulan Juli) benar-benar berjuang untuk menyelesaikan puasanya dengan baik. Dia tidak hanya berpuasa saja tanpa beraktifitas yang lain. Dia tetap pergi sekolah, bermain dengan teman-temannya, pergi mengaji di TPA, bahkan tetap pergi tarawih dimalam harinya. 

Perjuangannya dalam menjalankan ibadah ramadhan menurutku teramat sangat perlu diapresiasi, perlu dihargai, dan perlu diberi hadiah. 

Disaat anak-anak lain teman sepermainannya dan teman sekolahnya masih banyak yang belum melaksanakan puasa secara penuh alias masih buasa mbedug/hanya sampai dzuhur, dia sudah bisa menahan lapar dan haus sampai magrib padahal dia kalau hari-hari biasa bisa makan hingga 6 kali sehari. Bahkan saat tidak sahur pun dia tetap puasa full....ini terjadi (tidak sahur) karena orang tuanya tidak sahur karena tidak mendengar bunyi alarm. Kejadian tidak sahur ini selama ramadhan terjadi hingga 5 kali. Pada saat hari puasa ramadhan terakhir Fatih mengalami sakit leher (kalau orang jawa bilang tengeng), kepalanya miring dan terasa sakit kalau diluruskan, dia tetap puasa tidak mau berbuka untuk minum obat. akhirnya dibawa ke tukang pijat urat syaraf agak mendingan.

Pada hari raya idhul fitri, ketika bertemu denganku -budhenya- bukan ucapan idul fitri atau permintaan maaf yang pertama dia ucapkan tetapi menagih tiket pesawat :)

Akhirnya pada saat awal masuk kerja yang aku lakukan adalah mencari hari libur yang tidak bentrok dengan kegiatan kantor yang memungkinkan untuk mengambil cuti. Setelah mendapatkan hari yang cocok barulah mulai berburu tiket pesawat untuk ke Jakarta. Hanya berangkatnya saja yang aku belikan tiket pesawat, pulangnya aku belikan tiket kereta.

Hari keberangkatanpun tiba...satu hari setelah hari idul adha tgl 24 september. kami bertiga, aku-Fatih-dan ibuku, pergi ke bandara dari rumah dengan taksi. Sesampai dibandara aku minta Fatih untuk mengikuti dan memperhatikan seluruh proses dari check-in, pemeriksaan, menunggu, mengantri, hingga terakhir mengambil bagasi di bandara Soekarno-Hatta aku minta dia lakukan.

Hal-hal yang kelihatannya remeh bagi orang dewasa apalagi bagi yang sering naik pesawat dia perhatikan dan dia lakukan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Contohnya sewaktu didalam pesawat dia minta diantar ke toilet, selain karena memang ingin buang air kecil dia juga ingin menemukan jawaban atas keingintahuannya tentang seberapa besarnya ruang toilet pesawat dan cara pemakaiannya. Fatih yang ketika berangkat hanya mengenakan kaos lengan pendek dan suka udara dingin akhirnya merasa kedinginan juga didalam pesawat karena kebetulan pesawat hanya berisi penumpang separo aja. Saat pesawat mulai menurun menjelang mendarat dia merasakan sakit ditelingannya dan dia baru percaya kalau sedang pilek walau hanya "agak" tetap berdampak pada telingannya saat naik pesawat. 

Akhirnya sampailah kami bertiga di Jakarta dengan selamat. Terpenuhi sudah rasa ingin tahu Fatih tentang 'rasa' naik pesawat dan juga rasa ingin tahunya tentang Jakarta ibukota negara. Terpenuhi pulalah janji budhenya....Lunassss........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar